Posted on :
7:01 AM
| By :
Lensaku Ceritaku
Belum puas lelah ini hilang dari Bali Indonesia, aku berpeluang memancing di laut bersama teman-teman, dan kali ini persediaanku cukup lengkap. Dengan joranku yang khusus untuk air dalam, tali tangsi ditukar dengan tali branded agar lebih kukuh dan berserta dengan senjataku D90 untuk bersedia snap gambar-gambar yang terhidang di depanku.
Pukul 5 subuh kami telah turun, sampai di pantai, angin bayu pantai telah menyambut kami dengan lemah lembut, membuatkan kami bersemangat.
Belum pernah aku mengambil gambar sunrise selama ini, dan peluang ini datang dengan rezeki mendatang tiba. Tidak sangka gambar sunrise ini aku snap dari laut!.
Malah semasa hendak pulang dari laut, terdampar pandangan di depan Labuan sedang hujan di Tanjung Aru, dan saat-saat itu ku rakam sepuas-puasnya, walaupun ombak mengalun-galun.
Alhamdulillah, tempat kami memancing itu, adalah salahsatu tempat takat yang berezeki, malah banyak umpanku diragut oleh ikan-ikan dan dua kali tangsi pancingku putus disintak kuat oleh ikan-ikan di takat ini.
Walaupun jasad ini berhibur, aku tetap sedar akan kedhaifan diriku.
MasyaAllah, sungguh indah dan aku sayu diberikan peluang ini, alhamdulillah.
Posted on :
5:39 AM
| By :
Lensaku Ceritaku
Tarian Barong menggambarkan pertarungan antara kebajikan melawan kebatilan. Barong adalah binatang purbakala melukiskan kebajikan dan Rangda adalah binatang purbakala yang maha dahsyat mengambarkan kebatilan.
Barong dan kera sedang berada di dalam hutan yang lebat. Kemudian muncullah 3 orang bertopeng menggambarkan 3 orang yang sedang membuat tuak ditengah--tengah hutan,yang mana anaknya telah dimakan harimau. Ketiga orang itu sngat marah dan menyerang harimau (Barong) itu dan dalam perkelahian ini hidung diantara salah seorang dari 3 orang itu digigit oleh kera tadi.
2 orang penari muncul dan mereka adalah pengikut2 dari rangda sedang mencari pengikut Dewi Kunti yang sedang dalam perjalanan untuk menemui patihnya.
Pengikut2 Dewi Kunti tiba. Salah seorang dari pengikut Rangda berubah rupa menjadi setan (semacam Rangda) dan memasukan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui Patih dan bersama-sama menghadap Dewi Kunti.
Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sadewa dan Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan Sadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sadewa kepada Rangda tetapi setan (semacam Rangda) memasuki roh jahat kepadanya yang menyebabkan Dewi Kunti bisa menjadi marah dan tetap berniat mengorbankan anaknya kepada Patihnya untuk membuang Sadewa kedalam hutan dan Patih ini pun tidak luput dari kemasukan roh jahat oleh setan itu sehingga sang Patih dengan tiada perasaan kemanusiaan, menggiring Sadewa kedalam hutan dan mengikat di muka Istana Sang Rangda.
Turunlah Dewa Siwa dan memberikan keabadian hidup kepada Sadewa dan kejadian ini tidak diketahui oleh Rangda. Kemudian datanglah Rangda untuk mengoyak-ngoyak dan membunuh Sadewa tetapi tidak dapat dibunuhnya kerana kekebalan yang dianugerahkan oleh Dewa Siwa. Rangda menyerah kepada Sadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk sorga. Permintaan ini dipenuhi oleh Sadewa. Sang Rangda mendapat sorga.
Kalika salah seorang pengikut Rangda menghadap kepada Sadewa untuk diselamatkan juga tetapi ditolak oleh Sadewa. Penolakan ini menimbulkan perkelahian dan Kalika merubah menjadi Babi Hutan dan di dalam pertarungan antara Sadewa melawan babi hutan, Sadewa mendapat kemenangan. Kemudian Kalika (Babi hutan) ini berubah menjadi "Burung" tetapi tetap dikalahkan. Dan akhirnya Kalika (Burung) berubah lagi menjadi Rangda oleh karena saktinya Rangda ini maka Sadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya Sadewa berubah rupa menjadi Barong karena sama saktinya maka pertarungan antara Barong melawan Rangda ini tidak ada yang menang dan denga demikian pertarungan dan perkelahian ini berlangsung terus abadi Kebajikan melawan Kebatilan. Kemudian muncullah pengikut-pengikut Barong masing-masing dengan kerisnya yang hendak menolong Barong dalam pertarungan melawan Rangda. Mereka ini semuanya pun tidak berhasil melumpuhkan kesaktian Sang Rangda.
Posted on :
11:02 AM
| By :
Lensaku Ceritaku
Berkenalan dengan En.Izraai dari fb. 1st time jumpa, aku pun lupa, dimana aku pernah nampak dia. Rupa-rupanya kawan fbku.
Dia memang otai dalam hal ini, alhamdulillah dia ajak aku pergi outing bersama-sama groupnya.
Memang banyak ilmu yang dicurahkan kepadaku, tapi aku masih blur-blur, apalah yang dia cakap ini?
Namun melihat dia dan group dia beraksi, memang mereka dah berpengalaman dalam hal ini.
Gambar pokok kelapa ini ada lessonnya yang harus aku ingat.
Gambar kotak eslipse, adalah satu pelajaran baru dimana, kita harus sedar akan objek itu dan biarlah kita yang buat gambar, bukan kita ambil gambar.
Gambar budak comel itu, (anak En.Saiful), membawa persepsi baru kepadaku. Dimana, fokus itu mesti wujud dan kita mesti sentiasa aktif untuk menghidupkannya.
Ini adalah satu pengalaman baru bagi aku dan d90ku
Posted on :
10:47 AM
| By :
Lensaku Ceritaku
Aku mencuba suasana malam. Satu pengalaman pertama bagiku mencuba d90ku. Banyak betul harusku pelajari bila snap sebelah malam, memang banyak gambarku tidak menjadi, gara-gara aperture dan shuterku tidak tentu arah.
Aku cuba jua mencuba, walaupun banyak nyamuk di pantai, tapi kalau dah minat, tak kisah langsung dengan nyamuk.
Atas nasihat dari kawan-kawan, aku snap seberapa yang boleh, supaya dapat membiasakan diriku dengan d90.
Tak sangka walaupun malam gelap gelita, jika settingnya ngam, malam tidak akan hitam gelap, malah akan bercahaya berkilauan.
Dan, dengan mendengar angin sepoi pantai, banyak kenangan terhambur pada waktu itu.
Posted on :
6:50 AM
| By :
Lensaku Ceritaku
Terkenangku semasa arwah datuk suka membawaku memukat dan memancing, entah aku saja jadi mangsanya, namun aku ikut saja kemana dia membawa perahunya.Arwah datuk pandai bertukang perahu,banyak tempahan dibuatnya secara perlahan-lahan, memang hasil kerjanya cukup halus dan cantik.Memang perahu ini sudah sebati dengan kehidupanku, walaupun aku hampir lemas, tapi aku tidak serik.Malahan kepingan bekas perahu datuk pun sudah tiada sudah, namun perahu itu masih ada di diriku, memang inilah tugasku, mendayung perahuku agar sentiasa sampai di destinasinya.
Posted on :
8:33 AM
| By :
Lensaku Ceritaku
Tiada kata yang dapat diucapkan bila keputihan itu terserlah menutupi sekelilingnya, (it's remind me something...).Bagaimana lusuhnya pasu itu, ia tetap pilihan kami sentiasa.
Posted on :
8:24 AM
| By :
Lensaku Ceritaku
Alhamdulillah, walaupun dihimpit keadaan, aku masih menjadi perhatian DIA, menjagaku sentiasa.
0